Selasa, 30 Juni 2009



BackTrack adalah LiveDistro yang sangat popular dikalangan pemerhati sekuriti, fokus menyediakan alat untuk testing sistem dan penetrasi jaringan. Memiliki fitur untuk menganalisa dan diagnostika. Media BT4 tidak lagi sekedar LiveCD, lebih dari itu BT4 kini bisa dipasang menjadi sebuah Sistem Operasi penuh. BackTrack berawal dari kolaborasi dua distribusi sekuriti utama Whax dan Auditor Security Collection menggabungkan kelebihan dari kedua distribusi tersebut menjadi satu solusi yang lengkap.

Berikut Langkah-langkah yang dilakukan untuk melakukan instalasi pada Komputer anda :
1. Sepertia biasa silahkan Booting menggunakan Live CD BackTrack 4 Pre Rilis anda;
2. Ketikkan "startx" tanpa tanda kutip pada mode text yang tampil;

3. Akan tampil mode Graphic, setelah itu masuk kembali ke Mode Text dengan meng-klik icon console yang berada di bagian krih bawah dektop.

4. Ketikkan perintah "ubiquity" tanpa tanda kutip kemudian tekan enter.

5. Proses Instalasi akan segerah dilakukan.


Untuk Panduan lebih jelas silahkan download video tutorialnya melalui link dibawah ini :

Kamis, 07 Mei 2009

pengendalian hama di pertanian


PENGENDALIAN HAMA SECARA KIMIAWI
Pengendalian hama secara kimiawi merupakan pengendalian hama dengan menggunakan zat kimia. Pengendalian hama ini biasa dilakukan dengan penyemprotan zat kimia pada bagian tumbuhan. Pengendalian hama ini sering dilakukan oleh petani. Olehnya itu pengendalaian hama secara kimiawi sering dimasukkan ke dalam langkah pemerantasan hama dan penyakit.
Permasalahan yang terjadi sekarang, petani semakin cenderung menggunakan pengendalian hama dan penyakit dengan cara kimiawi yakni dengan pestisida. Hal ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan petani akan interaksi tanaman dan musuh-musuh alaminya.
Seiring berkembangnya metode pengendalan hama, ada beberapa macam pestisida, yakni :
a.fungisida : pengendali cendawan
b.insektisida : pengendali serangga
c.herbisida : pengendali gulma
d.nematisida : pengendali nematoda
e.akarisida : pengendali tungau
f.ovarisida : pengendali telur serangga dan telur tungau
g.bakterisida : pengendali bakteri
h.larvasida : pengendali larva
i.rodentisida : pengendali tikus
j.avisida : pengedali burung
k.mollussida : pengendali bekicot
l.sterillant : pemandul.
Namun begitu, karena pemakaian pestisida yang mudah dan langsung dapat menanggulangi hama, ternyata petisida mempunyai dampak negatif. Adapun damapak negatifnya yakni :



1.Hama/penyakit/gulma menjadi resisten atau kebal
Semakin sering tanaman disemprot dengan pestisida, maka tanaman semakin kebal. Ini berarti jumlah tanaman yang mati semakin sedikit walaupun disemprot
berkali-kali dengan dosis yang tinggi.
2.Resurgensi atau timbulnya kembali hama tersebut.
Populasi hama /penyakit/gulma tersebut malah menjadi berkembang lebih banyak setelah diperlakukan dengan pestisida. Hal ini disebabkan karena musuh-musuh alami mati sehingga pengaruh pestisida terhadap tanaman tersebut tidak mampu membunuh spora yang tahan, sehingga inilah yang nantinya akan berkembang pesat tanpa ada musuh atau saingan lainnya.
3.Timbul ledakan hama/penyakit/gulma sekunder.
Akibat penggunaan pestisida yang memusnahkan musuh alami menyebakan timbulnya ledakan populasi hama sekunder.
4.Musuh alami musnah
Biasanya musuh-musuh alami ini lebih peka terhadap pestisidadari pada hama/patogen/gulma sasaran. Maka pada setiap aplikasi petisida ini akan mematikan populasinya. Padahal adanya predator akan menetukan keseimbangan ekosistem.
5.Terbunuhnya makhluk bukan sasaran
Berbagai jenis makhluk hidup lainnya seperti serangga penyerbuk, saprofit, dan penghuni tanah, ikan, cacing tanah, katak, belut, burung, dan lain-lain ikut mati setelah terkena pestisida tersebut.
6.Pencemaran lingkungan hidup
Air, tanah, dan udara ikut pula tercemar oleh pestisida. Beberapa pestisida dapat mengalami biodegradasi, dirombak secara biologis dalam tanah dan air.
7.Residual effect
Dengan aplikasi pestisida yang terlalu banyak, apalagiyang persisten, akan meniggalkan residu dalam tanaman dan produk pertanian (buah, daun, bji, umbi, dan lain sebaganya) tergantung dari jenis pestisida dan residu.


8.Kecelakaan manusia
Penggunaan pestisidayang kurang hati-hati dan mencelakakan si pemakai . keracunan melalui mulut dan atau kulit sering terjadi, sehingga membahayakan. Kasus kematian karena keelakaan ini ckup banyak.

Jenis Limbah dan BahayaNya

Jenis Limbah dan bahayanya

  1. Limbah Asam

Asam dapat menyebabkan luka pada kulit, selaput lendir, selaput mata dan saluran pernafasan.

  1. Limbah Basa

Bahan – bahan basa seperti ammonium hidroksida, potassium hidroksida, sodium hidroksida, sodium sianida, sodium karbonat, sodium pryophospat, sodium silikat dan trisodium phispat tidak begitu berbahaya bagi sistem saluran pernafasaan tetapi dapat mengiritasi kulit.

  1. Limbah Garam dan Senyawa Lainnya

Sianida sangat beracun dan dapat mematikan bila tertelan. Menyebabkan iritasi kerongkongan, pusing, mabuk, mual, lemah dan sakit kepala dan bahkan berhenti bernafas.

Sumber Limbah Cair

Limbah cair industri pelapisan bermacam – macam, bersifat asam atau basa yang mengandung sianida beracun dan logam. Sumber limbah berupa larutan di dalam bejana itu sendiri atau air bilasan. Sumber utama air limbah adalah larutan pembilas yang agak encer, dan sering mengandung 5 mg/L - 50 mg/L ion logam beracun.

Larutan dalam bejana yang berkonsentrasi tinggi jarang dibuang, akan tetapi jika dibuang, dampak racunnya terhadap air penampungan limbah mungkin besar.

Pembuangan lemak dengan pelarut membuat pelarut itu sendiri menjadi limbah dan limbah di air bilasan. Kebanyakan pelarut itu berbahaya bagi lingkungan karana mengandung: silene, tertrakloro-etilena, metilen klorida, aseton, keton, dan lain – lain. Larutan alkali pembersih pembersih mengandung sianida dan logam yang dilapisi.

Air cucian lantai sering tercemar oleh percikan, tetesan dan tumpahan larutan pembersih, larutan pengupas, dan larutan pelapis.


Pengolahan limbah

  1. Pengolahan limbah Cair

Pengolahan limbah dalam industri pelapisan diutamakan pada penghilangan logam, asam, alkali, sianida dan kadang – kadang pelarut yang membahayakan lingkungan. Karena diperlukannya langkah terpisah untuk menghilangkan masing – masing komponen, maka aliran limbah harus dipisahkan sebelum diolah. Untuk operasi kecil, pengolahan secara batch sering berhasil baik. Pengolahan secara batch memerlukan daya tampung untuk penyamaan dan penetralan, baik sebelum dan sesudah pengolahan.

Biasanya pabrik pelapisan memisahkan aliran limbahnya menjadi limbah yang mengandung sianida, limbah yang mengandung krom, dan sesudah pengolahan.

Sianida dihancurkan dengan oksidasi. Klorinasi basa dengan menggunakan kostik dan kemudian klor ( gas atau hipoklorit ) adalah cara efektif, tetapi harus diikuti penambahan tiosulfat untuk menghilangkan klor. Ozonisasi, hydrogen peroksida dan oksidasi secara elekrolisis juga dipakai secara terbatas. Penghancuran “alami”dengan menggunakan oksidasi dari udara di dalam kolam – kolam besar dapat dugunakan jika tempat tersedia. Pengendapan sianida dengan ferisulfat tidak boleh digunakan, karena efektivitasnya rendah dan menghasilkan gas sianida bebas setelah mengalami pemecahan rumit selama beberapa waktu.

Krom dapat diendapakan sesudah direduksi menjadi bentuk bermartabat tiga, yang kurang beracun. Pada pH rendah belerang dioksida, natrium bisulfit, ferosulfat atau metabisulfat dapat digunakan untuk mereduksi krom bermartabat enam. Larutan krom tereduksi yang dihasilkan biasanya dicampur dengan larutan sianida yang telah diolah dan limbah pelapis lainnya untuk diolah lebih lanjut.

Cara lain pengolahan krom adalah oksidasi langsung dan pengendapan dengan natrium hidrosulfat atau hidrazin, reduksi elektrokimia, penguapan atau penukaran ion.

Logam diendapkan pada pH tinggi dengan penambahan kapur dan/ atau kostik. Logam yang berbeda mengendap pada tingkat pH yang berbeda antara 8–11, sehingga agar pengolahan berlangsung efektif, perlu dilakukan dalam polielektrilit sering digunakan untuk membantu pemisahan zat padat-cair.

Penjernihan perlu dirancang dengan benar agar lumpur hidroksida logam dapat dipisahkan dengan tuntas. Untuk mengurangi volume lumpur digunakan operasi pengurangan air ( meningkatkan kadar padatan dari 2% menjadi 50% ).

Sitem Pengolahan Lain yang Telah Diterapkan pada Industri Elektroplating adalah

  1. Elektodialisis untuk memperoleh kembali ion logam dalam larutan pelapisan

  2. Osmosis balik digunakan untuk memperoleh kembali garam pelapisan dan larutan

  3. Penukaran ion ( proses lain untuk memperoleh kembali logam yang digunakan di banyak pabrik pelapisan ).

  4. Penguapan memerlukan modal dan biaya energi yang tinggi, tetapi telah dipakai di beberapa tempat untuk menghemat biaya logam dan biaya bahan kimia

  5. Saringan pasir bekerja baik pada tahap penghalusan akhir sesudah pengendapan.








Penanganan Limbah cair / Proses penanganan Limbah Cair pada prinsipnya terdiri dari tiga tahap yaitu :

  1. Pengolah Primer ( Primary Treatment )

Tahap pengolahan primer limbah cair sebagian besar adalah berupa proses pengolahan secara fisika. Pertama, limbah yang mengalir melalui saluran pembuangan disaring menggunakan jeruji saring ( bar screen ). Metode disebut penyaringan ( screening ). Kedua, limbah yang telah disaring kemudian disalurkan ke suatu tangki ( grit chamber ) atau bak yang berfungsi untuk memisahkan pasir dan partikel padat tersuspensi lain yang berukuran relatif besar. Kedua proses itu disebut sebagai tahap pengolahan awal ( pretreatment).

Setelah melalui proses pengolahan awal, limbah cair akan dialirkan ke tangki atau bak pengendapan yang biasa disebut sebagai metode pengendapan. Selain metode pengendapan, dikenal juga metode pengapungan ( flotation ).

  1. Pengolahan Sekunder ( Secondary Treatment )

Tahap pengolahan sekunder merupakan proses pengolahan secara biologis, yaitu dengan melibatakan mikroogranisme yang menguraikan/ mendekradasi bahan organik. Mikroorganisme yang digunakan umumnya adalah bakteri aerob.

Terdapat tiga metode pengolahan secara biologis yang umum digunakan, yaitu metode penyaringan dengan tetesan ( trickling filter ), metode lumpur aktif (activated sludge), dan metode kolam perlakuan (treatment pond/lagoons)

  • Metode penyaringan dengan tetesan ( trickling filter )

Pada metode ini, bakteri aerob yang digunakan untuk mendegradasi bahan organik melekat dan tumbuh pada suatu lapisan media kasar, biasanya berupa serpihan batu atau plastik, dengan ketebalan ± 1-3 m. Limbah cair kemudian disemprotkan ke permukaan media dan dibiarkan merembes melewati media tersebut. Selama proses perembesan, bahan organik yang terkandung dalam limbah akan didegradasi oleh bakteri aerob. Setelah merembes sampai ke dasar lapisan media, limbah akan menetes ke suatu wadah penampungan dan kemudian disalurkan ke tangki pengendapan. Dalam tangki pengendapan, limbah kembali mengalami proses pengendapan untuk memisahkan partikel padat tersuspensi dan mikroorganisme dari air limbah. Endapan yang terbentuk akan mengalami proses pengolahan lebih lanjut, sedangkan air limbah akan dibuang ke lingkungan atau saluran ke proses pengolahan selanjutnya jika masih diperlukan.

  • Metode activated sludge

Pada metode ini, limbah cair disalurkan ke sebuah tangki dan di dalamnya limbah dicampur dengan lumpur yang kaya akan bakteri aerob. Proses degradasi berlangsung di dalam tangki tersebut selama beberapa jam, dibantu dengan pemberian gelembung udara untuk aerasi (pemberian oksigen). Aerasi dapat mempercepat kerja bakteri dalam mendegradasi limbah. Selanjutnya, limbah disalurkan ke tangki pengendapan untuk mengalami proses pengendapan, sementara lumpur yang mengandung bakteri disalurkan kembali ke tangki aerasi. Seperti pada metode trickling filter, limbah yang telah melalui proses ini dapat dibuang ke lingkungan atau diproses lebih lanjut jika masih diperlukan.

  • Metode treatment ponds

Metode ini merupakan metode yang murah namun prosesnya berlangsung relatif lambat. Pada metode ini, limbah cair ditempatkan dalam kolam – kolam terbuka. Algae yang tumbuh di permukaan kolam akan berfotosintesis menghasilkan oksigen. Oksigen tersebut kemudian digunakan oleh bakteri aerob untuk proses penguraian / terkadang juga kolam diaerasi. Selama proses degradasi di kolam, limbah juga akan mengalami proses pengendapan. Setelah limbah terdegradasi dan terbentuk endapan di dasar kolam, air dapat disalurkan untuk dibuang ke lingkungan atau diolah lebih lanjut.

Teknik kolam ganggang atau lagoon merupakan cara pengolahan limbah cair dengan memanfaatkan pertumbuhan ganggang fotosintesis dengan proses fakultatif anaerob serta merupakan cara yang paling sederhana dibandingkan cara-cara lainnya. Cara ini sangat cocok untuk negara berkembang. Kebutuhan oksigen hayati (BOD) dan kebutuhan oksigen kimia (KOK) dapat dikurangi sampai 60-80%. Pada dasarnya teknik kolam ganggang terdiri atas banyak kolam yang terbuat dari semen atau logam dengan kapasitas yang besar dan dilengkapi dengan berbagai peralatan pengendali, pengatur kondisi untuk menumbuhkan ganggang, penyaring, sedimentasi, denitrifikasi, dan klorinasi. Teknik ini dapat dimodifikasi sehingga menjadi peralatan yang sederhana dengan biaya relatif murah bagi industri menengah ke bawah. Modifikasi tersebut pernah dikerjakan di India pada tahun 1970-an dengan menggunakan dua kolam pengolah untuk mengolah limbah cair di pedesaan. Kolam pertama untuk menumbuhkan ganggang dan yang kedua untuk penjernihan. Meskipun demikian masih diperlukan beberapa alat seperti pompa dan bak penyaring.

  1. Pengolahan Tersier (Tertiary Treatment)

Pengolahan tersier dilakukan jika setelah pengolahan primer dan sekunder masih terdapat zat tertentu dalam limbah cair yang berbahaya bagi lingkungan atau masyarakat. Pengolahan tersier bersifat khusus, artinya pengolahan ini disesuaikan dengan kandungan zat tersisa dalam limbah cair / air limbah. Umumnya zat yang tidak dapat dihilangkan sepenuhnya melalui proses pengolahan primer maupun sekunder adalah zat – zat organik telarut, seperti nitrat, fosfat, dan garam – garaman.

Pengolahan tersier sering disebut juga pengolahan lanjutan (advanced treatmnet). Pengolahan ini meliputi berbagai rangkaian proses kimia dan fisika. Contoh metode pengolahan tersier yang dapat digunakan adalah metode saringan pasir (sand filter), saringan multimedia, precoal filter, microstaning, vacum filter, penyerapan (absorption) dengan karbon aktif, pengurangan besi dan mangan, dan osmosis bolak – balik.

Metode pengolahan tersier jarang diaplikasikan pada fasilitas pengolahan limbah. Hal ini disebabkan karena biaya yang diperlukan untuk melakukan proses pengolahan tersier cenderung tinggi sehingga tidak ekonomis.

Adapun Proses penanganan Limbah Cair dapat pula dilakukan dengan cara :

  1. Desinfeksi (Desinfection)

Desinfeksi atau pembunuhan kuman bertujuan untuk membunuh atau mengurangi mikroorganisme patogen (penyebab penyakit) yang ada dalam limbah cair / air limbah. Mekanisme desinfeksi dapat secara kimia, yaitu dengan menambahkan senyawa / zat tertentu, atau dengan perlakuan fisik. Dalam menentukan senyawa / zat untuk membunuh mikroorganisme, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :

  • Daya racun zat

  • Waktu kontak yang diperlukan

  • Efektivitas zat

  • Kadar dosis yang digunakan

  • Tidak boleh bersifat toksik terhadap manusia dan hewan

  • Tahan terhadap air

  • Biayanya murah

Contoh mekanisme desinfeksi pada limbah cair adalah penambahan klorin (klorinisasi), penyinaran dengan ultraviolet atau dengan ozon.

Proses desinfeksi pada limbah cair biasanya dilakukan setelah proses pengolahan limbah selesai, yaitu setelah pengolahan limbah primer, sekunder, atau tersier, sebelum limbah dibuang ke lingkungan.



  1. Pengolahan Lumpur ( Sludge Treatment )

Setiap tahap pengolahan limbah cair, baik primer maupun tersier, akan menghasilkan endapan polutan berupa lumpur. Lumpur tersebut tidak dapat dibuang secara langsung, melainkan perlu diolah lebih lanjut. Endapan lumpur hasil pengolahan limbah biasanya akan diolah dengan cara diurai/ dicerna secara anaerob (anaerob digestion), kemudian disalurkan ke beberapa alternatif, yaitu dibuang ke laut atau ke lahan pembuangan (landfill), dijadikan pupuk kompos, atau dibakar ( incinerated).


Contoh Alat Penanganan Limbah Cair

System BioFiltration yang diterapkan oleh pemerintah DKI Jakarta mampu menurunkan 90% tingkat efisiensinya. Sehingga Air buangan dari system BioFiltration sudah layak buang sesuai baku mutu yang ditetapkan oleh pemerintah DKI Jakarta sbb : BOD< 50 mg/l
COD < 80 mg/l
Senyawa Biru Met < 2 mg/l
Minyak & LEmak < 20 mg/l
Amoniak < 10 mg/l
TSS < 50 mg/l
KMnO4 < 85 mg/l
PH 6 - 9
AHLI DALAM DESIGN, PERHITUNGAN, MANUFAKTUR, PABRIKASI, INSTALASI, ALAT / SISTEM PENGOLAHAN AIR LIMBAH, INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH, INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH CAIR, SEPTIC TANK, TANGKI FRP, PENANGANAN LIMBAH CAIR KHUSUSNYA PENGOLAHAN LIMBAH RUMAH TANGGA ( DOMESTIC WASTE) BAIK BLACK WATER (AIR KOTOR) ATAU GREY WATER( AIR BEKAS) , PENANGANAN MASALAH SANITASI.
System BioFiltration mampu mengolah semua limbah rumah tangga dari segala jenis type bangunan termasuk : Perumahan, hotel, Mall,Gedung perkantoran,Rumah sakit, Klinik, Apartemen, Pertokoan, Sekolahan, Tempat kerja lainnya, Pabrik dan jenis/ tipe bangunan lainnya.

Jumat, 17 April 2009

Pengertian IP Address

sumber : http://www.total.or.id/info.php?kk=IP%20Address

apa itu IP Adress???

ini sedikit penjabaran dari permasalahan tersebut:
Arti istilah IP Address dianggap berkaitan erat dengan pengertian berikut


Alamat IP (Internet Protocol), yaitu sistem pengalamatan di network yang direpresentasikan dengan sederetan angka berupa kombinasi 4 deret bilangan antara 0 s/d 255 yang masing-masing dipisahkan oleh tanda titik (.), mulai dari 0.0.0.1 hingga 255.255.255.255. IP address panjangnya 32 bit dan dibagi menjadi dua bagian: bagian network dan bagian host. Batasan antara network dan host ini tergantung kepada beberapa bit pertama, seperti diperagakan pada tabel di bawah ini. Tabel IP Address Class-high-order bits-bagiancNetwork-bagian host jumlah address A 0 7 24 16.777.214 B 10 14 16 65.534 C 110 21 8 254 D 1110 multicast group (percobaan) multicast group (percobaan) 268.435.456 E 1111 multicast group (percobaan) multicast group(percobaan) Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) membangun jaringan nasional dengan teknologi paket radio yang diberi nama JASIPAKTA. Jaringan ini merupakan jaringan kelas B yang pertama di Indonesia. Pada waktu itu para pengguna radio amatir telah mulai menggunakan komputer untuk komunikasi internasional.
Istilah lain yang mungkin terkait


Address
Lokasi pada disk atau memory yang menunjuk di mana informasi:information tersebut berada. Lokasi yan...
IP
singkatan dari Internet Protocol, merupakan standar:standard bagi komputer:computer untuk berkomunik...
addressing
Proses:process memberi atau mengacu ke alamat. Dalam pemrograman:programming, alamat adalah nilai:va...
Address bus
Pengalamanatan tranformasi data (bus). Pengalamatan bus ini berisi 16, 20, 24 jalur sinyal paralel a...
Address book
Buku alamat. Suatu fasilitas yang terdapat dalam kebanyakan aplikasi seperti email, yang berfungsi u...

Konfigurasi IP pada komputer

Konfigurasi TCP/IP

Pada titik ini, kartu jaringan Anda sudah terinstall secara fisik pada komputer Anda, dan modul kernel yang relevan sudah dimuat. Anda belum bisa berkomunikasi melalui kartu jaringan Anda, tetapi informasi tentang perangkat jaringan sudah bisa didapatkan dengan ifconfig -a.

# ifconfig -a
eth0 Link encap:Ethernet HWaddr 00:A0:CC:3C:60:A4
UP BROADCAST NOTRAILERS RUNNING MULTICAST MTU:1500 Metric:1
RX packets:110081 errors:1 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:84931 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:100
RX bytes:114824506 (109.5 Mb) TX bytes:9337924 (8.9 Mb)
Interrupt:5 Base address:0x8400

lo Link encap:Local Loopback
inet addr:127.0.0.1 Mask:255.0.0.0
UP LOOPBACK RUNNING MTU:16436 Metric:1
RX packets:2234 errors:0 dropped:0 overruns:0 frame:0
TX packets:2234 errors:0 dropped:0 overruns:0 carrier:0
collisions:0 txqueuelen:0
RX bytes:168758 (164.8 Kb) TX bytes:168758 (164.8 Kb)

Jika Anda hanya mengetik /sbin/ifconfig tanpa akhiran -a, Anda tidak akan melihat antarmuka eth0, karena kartu jaringan Anda belum memiliki alamat IP yang valid atau rute.

Sementara terdapat berbagai cara untuk melakukan setup dan subnet sebuah jaringan, semuanya bisa dipecah menjadi dua jenis: Statik dan Dinamis. Jaringan statis adalah setup jaringan dimana setiap node (istilah geek untuk sesuatu dengan sebuah alamat IP) selalu memiliki alamat IP yang sama. Jaringan dinamis adalah setup jaringan dimana alamat IP untuk setiap node dikendalikan oleh sebuah server bernama server DHCP.

-DHCP

DHCP (atau Dynamic Host Configuration Protocol), adalah sebuah istilah tentang bagaimana sebuah alamat IP diberikan pada sebuah komputer pada saat boot. Ketika klien DHCP melakukan boot, ia meminta sebuah permintaan pada server DHCP Jaringan Area Lokal (LAN) untuk memberikannya sebuah alamat IP. Server DHCP memiliki sebuah pool (atau batas) dari alamat IP yang tersedia. Server akan merespon permintaan ini dengan sebuah alamat IP dari pool, bersama dengan waktu lease. Setelah waktu lease untuk alamat IP yang diberikan sudah kadaluarsa, klien harus menghubungi server kembali dan mengulangi negosiasi.

Klien akan menerima alamat IP dari server dan akan mengkonfigurasi antarmuka yang diminta dengan alamat IP. Terdapat satu cara lain yang digunakan klien DHCP untuk melakukan negosiasi dengan alamat IP yang akan diberikan kepada mereka. Klien akan mengingat alamat IP terakhir yang diberikan, dan akan meminta server memberikan alamat IP tersebut pada klien pada negosiasi selanjutnya. Jika dimungkinkan, server akan melakukannya, tetapi jika tidak, sebuah alamat baru akan diberikan. Negosiasi dilakukan seperti berikut:

Klien: Apakah there Server DHCP tersedia pada LAN?
Server: Ya. Saya.
Klien: Saya membutuhkan sebuah alamat IP.
Server: Anda bisa mengambil 192.168.10.10 untuk 19200 detik.
Klien: Terima kasih.

Klien: Apakah there Server DHCP tersedia pada LAN?
Server: Ya. Saya.
Klien: Saya membutuhkan sebuah alamat IP. Terakhir kali kita berbicara,
kami mendapatkan 192.168.10.10;
Dapatkah saya mendapatkannya kembali?
Server:Ya, Anda bisa (atau Tidak, Anda tidak diperbolehkan; Anda bisa mengambil 192.168.10.12).
Klien: Terima kasih.

Klien DHCP pada Linux adalah /sbin/dhcpcd. Jika Anda membuka /etc/rc.d/rc.inet1 pada editor teks kesayangan Anda, Anda akan melihat bahwa /sbin/dhcpcd dipanggil pada bagian tengah dari script. Hal ini memaksa pembicaraan diatas. dhcpcd juga akan melacak waktu yang tersisa dari lease untuk alamat IP aktual, dan akan menghubungi server DHCP dengan sebuah permintaan untuk memperbarui lease jika diperlukan. DHCP juga dapat mengontrol informasi yang berhubungan, seperti server ntp yang digunakan, rute yang akan dipakai, dll.

Melakukan setting DHCP pada Slackware sangatlah sederhana. Cukup jalankan netconfig dan pilih DHCP. Jika Anda memiliki lebih dari satu NIC dan tidak ingin eth0 dikonfigurasi oleh DHCP, cukup edit berkas /etc/rc.d/rc.inet1.conf dan gantilah variabel untuk NIC Anda menjadi “YES”.

-IP Statik

Alamat IP statik adalah alamat tetap yang hanya berubah jika dilakukan secara manual. Alamat ini digunakan pada kasus dimana seorang administrator tidak ingin informasi IP berubah, seperti untuk server internal pada sebuah LAN, sembarang server yang terkoneksi ke Internet, dan router jaringan. Dengan pengalamatan IP statik, Anda memberikan sebuah alamat dan membiarkannya demikian. Mesin lain tahu bahwa Anda akan selalu berada pada alamat IP tersebut dan selalu dapat menghubungi pada alamat tersebut.

- /etc/rc.d/rc.inet1.conf

Jika Anda berencana untuk memberi alamat IP pada mesin Slackware baru Anda, Anda bisa melakukannya melalui script netconfig, atau Anda bisa mengedit /etc/rc.d/rc.inet1.conf. Pada /etc/rc.d/rc.inet1.conf , Anda akan melihat:

    # Primary network interface card (eth0)
IPADDR[0]=""
NETMASK[0]=""
USE_DHCP[0]=""
DHCP_HOSTNAME[0]=""

Lalu jauh dibawah:

    GATEWAY=""

Pada kasus ini, tugas kita hanyalah mengganti informasi yang benar diantara kutip ganda. Variabel ini dipanggil oleh /etc/rc.d/rc.inet1 pada saat boot untuk melakukan setup kartu NIC. Untuk setiap NIC, masukkan informasi IP yang benar, atau letakkan “YES” untuk USE_DHCP. Slackware akan menjalankan antarmuka ini dengan informasi yang diberikan disini sesuai dengan urutan mereka ditemukan.

Variabel DEFAULT_GW menentukan rute default untuk Slackware. Semua komunikasi antara komputer Anda dengan komputer lain pada Internet harus melalui sebuah gerbang (gateway) tersebut jika tidak ada rute lain yang disebutkan. Jika Anda menggunakan DHCP, Anda biasanya tidak perlu memasukkan apapun disini, karena server DHCP akan menentukan gerbang yang akan digunakan.

- /etc/resolv.conf

Ok, jadi Anda telah mendapatkan sebuah alamat IP, Anda telah mendapatkan gateway default, Anda mungkin telah memiliki sepuluh juta dollar (berikan saya sebagian), tetapi apa gunanya jika Anda tidak bisa me-resolve nama pada alamat IP? Tidak ada seorangpun yang ingin mengetikkan 72.9.234.112 pada browser web mereka untuk menemukan www.slackbook.org. Bagaimanapun juga, siapakah yang akan mengingat alamat IP tersebut selain pembuatnya? Kita perlu melakukan setup DNS, tetapi bagaimana? Ini dimana /etc/resolv.conf bekerja.

Kemungkinan Anda sudah memiliki opsi yang benar pada /etc/resolv.conf. Jika Anda melakukan setup koneksi jaringan Anda menggunakan DHCP, server DHCP akan melakukan proses update pada berkas ini untuk Anda. (secara teknis, server DHCP hanya memberitahu dhcpcd apa yang akan diletakkan disini, dan ia menurutinya.) Jika Anda perlu mengupdate daftar server DNS Anda secara manual, Anda harus mengedit /etc/resolv.conf. Berikut adalah sebuah contoh:

# cat /etc/resolv.conf
nameserver 192.168.1.254
search lizella.net

Baris pertam sangatlah sederhana. Direktif nameserver memberitahu kita server DNS apa yang digunakan untuk melakukan query. Ini selalu berupa alamat IP. Anda bisa menambahkan sebanyak mungkin. Slackware akan dengan senang hati menguji satu persatu sampai salah satu cocok.

Baris kedua lebih menarik. Direktif search memberikan kita sebuah daftar dari nama domain untuk diasumsikan ketika sebuah permintaan DNS terjadi. Ini mengijinkan Anda untuk menghubungi sebuah mesin hanya dengan bagian pertama dari FQDNnya (Fully Qualified Domain Name). Sebagai contoh, Jika “slackware.com” termasuk dalam rute pencarian Anda, Anda bisa mencapai http://store.slackware.com hanya dengan mengarahkan browser web Anda pada http://store.

# ping -c 1 store
PING store.slackware.com (69.50.233.153): 56 data bytes
64 bytes from 69.50.233.153 : icmp_seq=0 ttl=64 time=0.251 ms
1 packets transmitted, 1 packets received, 0% packet loss
round-trip min/avg/max = 0.251/0.251/0.251 ms


- /etc/hosts

Sekarang kita telah memiliki DNS yang bekerja, bagaimana jika kita hendak melewati server DNS kita, atau menambahkan isi DNS untuk sebuah mesin yang tidak pada DNS? Slackware menyertakan berkas /etc/hosts yang berisi daftar nama DNS lokal dan alamat IP yang sesuai.

# cat /etc/hosts
127.0.0.1 localhost locahost.localdomain
192.168.1.101 redtail
172.14.66.32 foobar.slackware.com

Disini Anda bisa melihat bahwa localhost memiliki alamat IP 127.0.0.1 (selalu dipesan untuk localhost), redtail dapat dicapai pada 192.168.1.101, dan foobar.slackware.com adalah 172.14.66.32.

tips dan trik XP


Senin, 16 Maret 2009

Polusi atau pencemaran lingkungan adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat energi, dan atau komponen lain ke dalam lingkungan, atau berubahnya tatanan lingkungan oleh kegiatan manusia atau oleh proses alam sehingga kualitas lingkungan turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya (Undang-undang Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 1982).

Zat atau bahan yang dapat mengakibatkan pencemaran disebut polutan. Syarat-syarat suatu zat disebut polutan bila keberadaannya dapat menyebabkan kerugian terhadap makhluk hidup. Contohnya, karbon dioksida dengan kadar 0,033% di udara berfaedah bagi tumbuhan, tetapi bila lebih tinggi dari 0,033% dapat rnemberikan efek merusak.

Suatu zat dapat disebut polutan apabila:
1. jumlahnya melebihi jumlah
normal
2. berada pada waktu yang tidak
tepat
3. berada pada tempat yang tidak
tepat

Gbr. Lingkungan Dikelilingi Polusi

Sifat polutan adalah:
1. merusak untuk sementara, tetapi bila telah bereaksi dengan zat
lingkungan tidak merusak lagi

2. merusak dalam jangka waktu lama.
Contohnya Pb tidak merusak bila konsentrasinya rendah. Akan tetapi
dalam jangka waktu yang lama, Pb dapat terakumulasi dalam tubuh
sampai tingkat yang merusak.

Macam-macam Pencemaran
Macam-macam pencemaran dapat dibedakan berdasarkan pada tempat terjadinya, macam bahan pencemarnya, dan tingkat pencemaran.

a. Menurut tempat terjadinya
Menurut tempat terjadinya, pencemaran
dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu pencemaran udara, air, dan tanah.

1. Pencemaran udara
Pencemar udara dapat berupa gas dan partikel. Contohnya sebagai berikut.
a. Gas HzS. Gas ini bersifat racun, terdapat di kawasan gunung berapi,
bisa juga
dihasilkan dari pembakaran minyak bumi dan batu bara.

b. Gas CO dan COz. Karbon monoksida (CO) tidak berwarna dan tidak
berbau,
bersifat racun, merupakan hash pembakaran yang tidak
sempurna dari
bahan buangan mobil dan mesin letup. Gas COZ dalam
udara murni berjumlah 0,03%. Bila melebihi toleransi dapat meng-
ganggu pernapasan. Selain itu, gas C02 yang terlalu berlebihan di
bumi dapat mengikat panas matahari sehingga suhu bumi panas.
Pemanasan global di bumi akibat C02 disebut juga sebagai efek rumah
kaca.

c. Partikel SOZ dan NO2. Kedua partikel ini bersama dengan partikel cair
membentuk embun, membentuk awan dekat tanah yang dapat
mengganggu pernapasan. Partikel padat, misalnya bakteri, jamur,
virus, bulu, dan tepung sari juga dapat mengganggu kesehatan.

d. Batu bara yang mengandung sulfur melalui pembakaran akan meng-
hasilkan sulfur dioksida. Sulfur dioksida ber$ama dengan udara serta
oksigen dan sinar matahari dapat menghasilkan asam sulfur. Asam ini
membentuk kabut dan suatu saat akan jatuh sebagai hujan yang
disebut hujan asam. Hujan asam dapat menyebabkan gangguan pada
manusia, hewan, maupun tumbuhan. Misalnya gangguan pernapasan,
perubahan morfologi pada daun, batang, dan benih.

Sumber polusi udara lain dapat berasal dari radiasi bahan radioaktif, misalnya, nuklir. Setelah peledakan nuklir, materi radioaktif masuk ke dalam atmosfer dan jatuh di bumi. materi radioaktif ini akan terakumulusi di tanah, air, hewan, tumbuhan, dan juga pada manusia. Efek pencemaran nuklir terhadap makhluk hidup, dalam taraf tertentu, dapat menyebabkan mutasi, berbagai penyakit akibat kelainan gen, dan bahkan kematian.

Pencemaran udara dinyatakan dengan ppm (part per million) yang artinya jumlah cm3 polutan per m3 udara.

2. Pencemaran air
Polusi air dapat disebabkan oleh beberapa jenis pencemar sebagai berikut.

a. Pembuangan limbah industri, sisa insektisida, dan pembuangan
sampah domestik, misalnya, sisa detergen mencemari air. Buangan
industri seperti Pb, Hg, Zn, dan CO, dapat terakumulasi dan bersifat
racun.

b. Sampah organik yang dibusukkan oleh bakteri menyebabkan 02 di air
berkurang sehingga mengganggu aktivitas kehidupan organisme air.

c. Fosfat hasil pembusukan bersama h03 dan pupuk pertanian
terakumulasi dan menyebabkan
eutrofikasi, yaitu penimbunan mineral
yang menyebabkan pertumbuhan yang cepat pada alga
(Blooming
alga).
Akibatnya, tanaman di dalam air tidak dapat berfotosintesis
karena sinar matahari terhalang.

Salah satu bahan pencemar di laut ada lah tumpahan minyak bumi, akibat kecelakaan kapal tanker minyak yang sering terjadi. Banyak organisme akuatik yang mati atau keracunan karenanya. (Untuk membersihkan kawasan tercemar diperlukan koordinasi dari berbagai pihak dan dibutuhkan biaya yang mahal. Bila terlambat penanggulangan-nya, kerugian manusia semakin banyak. Secara ekologis, dapat mengganggu ekosistem laut.

Bila terjadi pencemaran di air, maka terjadi akumulasi zat pencemar pada tubuh organisme air. Akumulasi pencemar ini semakin meningkat pada organisme pemangsa yang lebih besar.

3. Pencemaran tanah
Pencemaran tanah disebabkan oleh beberapa jenis pencemaran berikut ini :
a. sampah-sampah pla.stik yang sukar hancur, botol, karet sintesis,
pecahan kaca, dan kaleng
b. detergen yang bersifat
non bio degradable (secara alami sulit
diuraikan)
c. zat kimia dari buangan pertanian, misalnya insektisida.

4.
Polusi suara
Polusi suara disebabkan oleh suara bising kendaraan bermotor, kapal terbang, deru mesin pabrik, radio/tape recorder yang berbunyi keras sehingga mengganggu pendengaran.

b. Menurut macam bahan pencemar
Macam bahan pencemar adalah sebagai berikut.

1. Kimiawi; berupa zat radio aktif, logam (Hg, Pb, As, Cd, Cr dan Hi),
pupuk anorganik, pestisida, detergen dan minyak.
2. Biologi; berupa mikroorganisme, misalnya
Escherichia coli, Entamoeba
coli,
dan Salmonella thyposa.
3. Fisik; berupa kaleng-kaleng, botol, plastik, dan karet.

c. Menurut tingkat pencemaran
Menurut WHO, tingkat pencemaran didasarkan pada kadar zat pencemar dan waktu (lamanya) kontak. Tingkat pencemaran dibedakan menjadi 3, yaitu sebagai berikut :

1. Pencemaran yang mulai mengakibatkan iritasi (gangguan) ringan pada
panca indra dan tubuh serta telah menimbulkan kerusakan pada
ekosistem lain. Misalnya gas buangan kendaraan bermotor yang
menyebabkan mata pedih.
2. Pencemaran yang sudah mengakibatkan reaksi pada faal tubuh dan
menyebabkan sakit yang kronis. Misalnya pencemaran Hg (air raksa)
di Minamata Jepang yang menyebabkan kanker dan lahirnya bayi
cacat.
3. Pencemaran yang kadar zat-zat pencemarnya demikian besarnya
sehingga menimbulkan gangguan dan sakit atau kematian dalam
lingkungan. Misalnya pencemaran nuklir.

2. Parameter Pencemaran
Dengan mengetahui beberapa parameter yang ads pads daerah/kawasan penelitian akan dapat diketahui tingkat pencemaran atau apakah lingkungan itu sudah terkena pencemaran atau belum. Paramaterparameter yang merupakan indikator terjadinya pencemaran adalah sebagai berikut :
a. Parameter kimia
Parameter kimia meliputi C02, pH, alkalinitas, fosfor, dan logam-logam
berat.

b. Parameter biokimia
Parameter biokimia meliputi BOD (Biochemical Oxygen Demand), yaitu
jumlah oksigen dalam air. Cars pengukurannya adalah dengan
menyimpan sampel air yang telah diketahui kandungan oksigennya
selama 5 hari. Kemudian kadar oksigennya diukur lagi. BOD digunakan
untuk mengukur banyaknya pencemar organik.

Menurut menteri kesehatan, kandungan oksigen dalam air minum atau BOD tidak boleh kurang dari 3 ppm.

c. Parameter fisik
Parameter fisik meliputi temperatur, warna, rasa, bau, kekeruhan, dan radioaktivitas.

d. Parameter biologi
Parameter biologi meliputi ada atau tidaknya mikroorganisme, misalnya, bakteri coli, virus, bentos, dan plankton.